oleh : Lidia Fuji Rahayu (sek. kaderisasi IMM Ibn Khaldun Bogor)
KEHIDUPAN yang kita jalani ini
banyak dihiasi dengan berbagi macam fenomena prilaku manusia. Coba deh, kita
flash back hari ini aja, berapa macam tingkah manusia yang kita jumpai? Dari
mulai anak-anak sekolahan yang gila tawuran. Ibu penjual asongan yang tetap
giat cari uang di tenga hujan. Cowok gagah yang enggan ngasih tempat duduk buat
ibu hamil yang kepayahan. Manusia yang cuek bebek ngerokok padahal jelas
orang-orang di depan, di kanan, dan di sebelah kirinya megap-megap di tengah
kepulan asap rokoknya yang pekat. Manusia yang gampang naik darah Cuma karena
enggak sengaja kepalanya tersenggol tas orang lain. Manusia yang murah senyum.
Manusia jutex. Manusia yang super tega yang nyopet dompet yang isinya
sebenarnya enggak seberapa. Manusia yang masih mau menyempatkan waktu untuk
shalat, untuk sujud di tenga hiruk pikuk manusia lainnya yang sibuk. Manusia
yang jujur yang mau mengembalikan uang kembalian beli bakwan yang kelebihan.
Manusia yang begini, begitu. Tingkah polah yang kadang menyenangkan, kadang
bikin sebal. Kita sih pasti pengennya selalu sesuai dengan kenyataan. Lebih
bahaya lagi kalau kita ternyata makhluk yang menyebalkan itu. Waah enggak boleh dibiarin. Kita harus segera
mendiaognosis diri nih, nih. Bener nggak ya? Asal tahu saja, atau behaviour
kita itu menjadi cermin kepribadian, lho. Kualitas kepribadian bisa terlihat
dari tingkah laku. Behaviour is reflection of personality . bahasa
udiknya sih gitu. J