Senin, 24 Juni 2013

Kasus LDII Menyerang Pengajian IMM di Masjid Al-Hijri UIKA

Diberitakan, serangan ormas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) terhadap pengajian mahasiswa di masjid al-Hijri Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) telah direncanakan. Hal itu diakui oleh pihak LDII yang hidayatullah.com temui di Bogor, Senin (17/06/2013).

Guntur Freddy, Ketua DKM Masjid Nurul Iman, komplek DPD LDII Kota Bogor mengatakan, serangan terhadap seminar itu sudah diinstruksikan oleh Ketua PC LDII Tanah Sereal, Iskandar. (hidayatullah.com, Senin, 17 Juni 2013)
Kasus aliran sesat LDII mengamuk di Masjid UIKA itu telah resmi dilaporkan ke poilisi.

Pihak yang melaporkan LDII ke Polresta Bogor adalah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) UIKA dan IMM Jabar, atas penganiyaan 5 anggota mereka; dan pihak DKM Masjid al-Hijri UIKA atas perusakan masjid.

"Kita loporkan LDII ke polisi karena tindak penganiayaan, pengeroyokan dan perusakan fasilitas umum, serta penodaan agama," kata Ketua Forum Komunikasi Umat Islam (FORKAMI) Bogor, yang mendampingi mahasiswa korban serangan LDII ke Polresta Bogor, Senin, (17/06/2013).

Perlu diketahui, penyerangan LDII terhadap pengajian di Masjid-masjid selama ini telah berkali-kali di berbagai daerah. Saya (Hartono Ahmad Jaiz) telah berkali-kali diserang ketika sedang memberikan materi pengajian di beberapa Masjid. Di antaranya di Masjid IPB Dermaga Bogor, di Masjid Pertamina Prabumulih Sumatera Selatan saat itu dengan Pak Amin Djamaluddin, mereka melempari kami dengan air gelasan dan mengenai pejabat yang duduk di sampaing saya, mereka merebut mick pengeras suara lalu berteriak-teriak hingga sangat gaduh maka pengajian batal.

LDII Minta Maaf, Proses Hukum Jalan Terus

Senin, 17 Juni 2013

Hidayatullah.com--Setelah menggeruduk pengajian di Masjid al-Hijri Universitas Ibnu Khaldun Bogor pada Ahad (16/06/13), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) langsung menyatakan permohonan maaf di koran Radar Bogor, Senin (17/06/2013).

Permintaan maaf itu ditujukan kepada Rektor dan Civitas Akademika UIKA, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UIKA Bogor, DKM Masjid al-Hijri II UIKA, Pesantren Mahasiswa Ulil Albab UIKA, panitia dan peseta seminar, dan seluruh masyarakat Kota Bogor.

"Semoga ukhuwah Islamiyah di Kota Bogor tetap terjaga dengan baik," demikian bunyi pernyataan yang ditandatangi Ketua Dewan Pengurus Daerah LDII Kota Bogor, Dr. Radjab Tampubolon.

Menurut penuturan pengurus Masjid al-Hijri, Radjab sempat mendantangi kampus dan masjid UIKA untuk minta maaf. Menurut pihak kampus dan DKM, soal maaf masalah mudah namun proses hukum tetap jalan.

Ketua IMM UIKA, Muhajir Abbasi, bahkan belum bisa menerima permintaan maaf tersebut.

"Proses hukum kita ikut komando Forkami," kata Muhajir.

Forkami adalah Forum Komunikasi Umat Islam, yang menggagalkan pembangunan gereja ilegal di Taman Yasmin, Bogor tahun lalu.

Kontributor hidayatullah.com sudah berusaha tiga kali menghubungi Radjab via telepon dan sms pada Senin siang, namun dia tidak menjawab.*
Rep: Surya Fachrizal Ginting
Red: Cholis Akbar

Minggu, 23 Juni 2013

Mantan LDII Mengaku Ingin Bentengi Akidah Umat

Kamis, 20 Juni 2013

Hidayatullah.com--Forum Ruju' Ilal Haq (FRIH), wadah kumpulan mantan jamaah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)/Islam Jamaah menolak gerak mereka disebut provokatif.

"Kami mantan LDII berusaha menyelamatkan dan membentengi umat dari akidah Islam Jamaah yang sudah dilarang Kejaksaan Agung tahun 1971 dan difatwakan sesat oleh MUI," kata Adam Amrullah, Sekretaris Jendral FRIH kepada hidayatullah.com Kamis (20/06/2013).

Adam menyatakan hal ini, karena usai aksi penyerangan LDII terhadap kajian mahasiswa masjid kampus Universitas Ibnu Khaldun Bogor (15/06/2013), LDII menyebut pihak yang mengaitkan LDII dengan ajaran Islam Jamaah -yang mengafirkan muslim di luar jamaahnya- adalah provokator.

Kata Adam, FRIH punya bukti LDII masih terus mengajarkan ajaran Islam Jamaah, baik rekaman suara, dokumen tulisan, foto. Di antaranya ucapan Ketua Umum DPP Abdullah Syam sendiri di Acara Internal Cinta Alam Indonesia (salah satu topeng LDII / Islam Jamaah ): http://www.rujuilalhaq.blogspot.com/2013/01/ketua-ldii-membongkar-rahasia-ajaran.html.

Katanya, FRIH juga punya saksi-saksi hidup mantan pejabat tinggi LDII seperti mantan Wakil Amir, pengurus DPP dan DPD LDII.

"Kami punya rekaman yang membuktikan bahwa LDII memang merencanakan penyerbuan," pungkas Adam.*
Rep: Surya Fachrizal Ginting
Red: Cholis Akbar

Kasus Masjid Al-Hijri UIKA dan Pengalaman Saya dengan LDII

Rabu, 19 Juni 2013

SERANGAN Ormas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) terhadap pengajian mahasiswa di masjid al-Hijri Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) telah direncanakan. Hal itu diakui oleh pihak LDII yang hidayatullah.com temui di Bogor, Senin (17/06/2013).
Guntur Freddy, Ketua DKM Masjid Nurul Iman, komplek DPD LDII Kota Bogor mengatakan, serangan terhadap seminar itu sudah diinstruksikan oleh Ketua PC LDII Tanah Sereal, Iskandar. (hidayatullah.com, Senin, 17 Juni 2013)
Kasus aliran LDII mengamuk di Masjid UIKA itu telah resmi dilaporkan ke poilisi.
Pihak yang melaporkan LDII ke Polresta Bogor adalah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) UIKA dan IMM Jabar, atas penganiyaan 5 anggota mereka; dan pihak DKM Masjid al-Hijri UIKA atas perusakan masjid.
Perlu diketahui, penyerangan LDII terhadap pengajian di Masjid-masjid selama ini telah berkali-kali di berbagai daerah. Saya (Hartono Ahmad Jaiz) bahkan telah berkali-kali diserang ketika sedang memberikan materi pengajian di beberapa Masjid.
Di antaranya di Masjid IPB Dermaga Bogor, di Masjid Pertamina Prabumulih Sumatera Selatan saat itu dengan Pak Amin Djamaluddin, mereka melempari kami dengan air gelasan dan mengenai pejabat yang duduk di sampaing saya, mereka merebut mick pengeras suara lalu berteriak-teriak hingga sangat gaduh maka pengajian batal.
Juga di satu Masjid di Ciracas Jakarta Timur, massa LDII berteriak-teriak, gaduh, lalu merangsek dan mengejar saya untuk dipukuli, Alhamdulillah tidak kena, tetapi kemudian beberapa panitia diinjak-injak dan dipukuli, hingga Irfan seorang panitia pipinya bengeb dan menghitam sampai berhari-hari.
Di Masjid Agung Karanganyar (timur Solo) Jawa Tengah, massa LDII yang jumlahnya ribuan mengepung masjid lalu ternyata memukuli 7 panitia yang mendampingi saya, yakni remaja masjid. Bahkan ketika saya masuk ke mobil polisi untuk agar aman untuk dievakuasi pun mobil itu masih dilempari. Dan insiden-insiden lainnya.
Orang LDII yang berdatangan di pengajian dalam masjid untuk berbuat kekacauan itu biasanya berteriak-teriak sangat gaduh, agar pengajian bubar. Lalu mereka tanpa sama sekali menghormati masjid, mengamuk dengan semaunya. Seperti ketika di masjid IPB Bogor, berkas-berkas catatan saya pun diacak-acak, gelas-gelas berjatuhan hingga ada bercak-bercak darah bekas insiden itu.

Kamis, 13 Juni 2013

SUATU PROSES TERKADANG BERTANYA


Seringkali sebuah proses bertanya,

Pada pikiran, dengan ilmunya
Pada mata, dengan penglihatannya
Pada tangan, dengan pegangannya
Pada kaki, dengan langkahnya
Pada hati, dengan kepemimpinannya
pada takdir, dengan hak keikutsertaannya

pada jasad yang menurutinya..

Dengan apa kita akan sampai ?
Bila Jejak kaki, tak mau kompromi
Bila sang pikir, malas berdiskusi
Bila sang fajar, diabaikan
Bila sang waktu, dilalaikan
Bila usia, di sia kan
Bila sang Esa, tak sadar di duakan

Proses menunggu jawab..
Bersama waktu yang kian maju
Bersama dunia yang kian menua
Bersama hidup yang kian mati..

Oleh : Lidia Fuji Rahayu

HIKMAH


Bismillaahirrahmanirrahiim..
Dengan rahmat dan rahim Allah yang tiada pernah terputus..
Alhamdulillah ku ucap syukur atas segala hikmah yang telah ditampakkan
Sungguh hikmah itu lebih berharga daripada harta karun yang telah orang-orang temukan
Hikmah itu bagai keseimbangan antara dua alam
Dapat melihat secara hakikat
Dan dapat dilihat secara makrifat
Semakin dalam ku menyelam, semakin dalam kutenggelam
 semakin ku temukan Sang Penggenggam Kehidupan
Semakin keras ku mencari, semakin deras ku arungi samudra hidup ini
semakin bisa kutemukan cahaya hikmah Allah yang terus  menyala di  setiap akhir episode kejadian
Dunia.. Engkau tiada pernah mampu menjerat
Lalu lalang peristiwa memilukan ,kan ditemui tiadalah arti
Seiring ketabahan yang diputuskan, Akhirat yang jadi tujuan
Alhamdulillah ya Allah atas hikmah yang begitu dalam.. J
Oleh : Lidia Fuji Rahayu




                                                                                       

WAHAI IMAN


Wahai  iman..
Wahai mutiara yang tersimpan di kedalaman
Menetaplah ,jangan tinggalkan kami
Terangilah, jangan redupkan hati kami

Wahai yang tiada dapat diwarisi..
Semua kosong tanpa ada yang mengisi
Semua akan terisi jika dirimu yang mengisi
Tiadalah arti selain dirimu yang sangat berarti

O, iman..
Yang tak terlihat namun  nyata tampak
Bahkan keringatpun rasakannya
Hati mengikrarkannya
Anggota badan jadi pengamalannya


 oleh: Lidia Fuji Rahayu






Minggu, 19 Mei 2013

BEHAVIOUR FOR US KEPRIBADIAN = BERPIKIR + BERSIKAP


oleh : Lidia Fuji Rahayu (sek. kaderisasi IMM Ibn Khaldun Bogor)
            KEHIDUPAN yang kita jalani ini banyak dihiasi dengan berbagi macam fenomena prilaku manusia. Coba deh, kita flash back hari ini aja, berapa macam tingkah manusia yang kita jumpai? Dari mulai anak-anak sekolahan yang gila tawuran. Ibu penjual asongan yang tetap giat cari uang di tenga hujan. Cowok gagah yang enggan ngasih tempat duduk buat ibu hamil yang kepayahan. Manusia yang cuek bebek ngerokok padahal jelas orang-orang di depan, di kanan, dan di sebelah kirinya megap-megap di tengah kepulan asap rokoknya yang pekat. Manusia yang gampang naik darah Cuma karena enggak sengaja kepalanya tersenggol tas orang lain. Manusia yang murah senyum. Manusia jutex. Manusia yang super tega yang nyopet dompet yang isinya sebenarnya enggak seberapa. Manusia yang masih mau menyempatkan waktu untuk shalat, untuk sujud di tenga hiruk pikuk manusia lainnya yang sibuk. Manusia yang jujur yang mau mengembalikan uang kembalian beli bakwan yang kelebihan. Manusia yang begini, begitu. Tingkah polah yang kadang menyenangkan, kadang bikin sebal. Kita sih pasti pengennya selalu sesuai dengan kenyataan. Lebih bahaya lagi kalau kita ternyata makhluk yang menyebalkan itu.  Waah enggak boleh dibiarin. Kita harus segera mendiaognosis diri nih, nih. Bener nggak ya? Asal tahu saja, atau behaviour kita itu menjadi cermin kepribadian, lho. Kualitas kepribadian bisa terlihat dari tingkah laku. Behaviour is reflection of personality . bahasa udiknya sih gitu. J

Senin, 29 April 2013

Wanita WAJIB pake Jilbab dan kerudung LohH...





Oleh: Fani Lestari (Fakultas Ekonomi/VI)
Penulis adalah anggota IMM Ibn Khaldun divisi Keilmuan

''Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka'' (QS An Nisaa': 14)

7 golongan yang mendapat Naungan di hari kiamat

7 golongan yang dijamin mendapat naungan di hari kiamat:
1. Pemimpin Yang Adil.
2. Orang yang hidup pada ketaatan pada Allah Swt.
3. Orang yang rindu akan masjid.
4. Orang yang saling mencintai karena Allah Swt.
5. Orang yang saat mau berbuat zina, tetapi dia       menolak dan takut karena Allah Swt.
6. Orang yang bersedekah tanpa perhitungan, dan tidak menginginkan pamrih dari manusia.
7. Mengingat Allah Swt (berdzikir) disetiap keadaan.
 (Muttafa' alaih)
Mari kita berusaha menjadi salah satu golongan atau semua golongan yang membuat kita mendapat jaminan naungan dari Allah Swt,..Amin,..

Sabtu, 20 April 2013


TUGAS MANUSIA DI BUMI*
Shared by: Tao Vic, diambil dari  uinmalang.ac.id

Dalam perjalanan hidup dan kehidupannya, manusia sebagai makhluk Allah pada dasarnya mengemban amanah atau tugas-tugas kewajiban dan tanggungjawab yang dibebankan oleh Allah kepadanya agar dipenuhi, dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya. Al-Maraghy, ketika menafsirkan ayat “Innallaha ya’murukum an tu’addu al-amanaati ila ahliha … (Q.S. al-Nisa’: 58), ia mengemukakan bahwa amanah tersebut ada bermacam-macam bentuknya, yaitu:
Amanah hamba terhadap Tuhannya, yakni sesuatu yang harus dipelihara dan dijaga oleh manusia, yang berupa mengikuti segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya, serta menggunakan alat-alat potensialnya dan anggota badannya dalam berbagai aktivitas yang bisa menim­bulkan kemanfaatan baginya dan dapat mendekatkan diri kepada Tuhannya, sehingga bila manusia melanggarnya, maka berarti dia berkhianat kepada Tuhannya;
Amanah hamba terhadap sesama manusia, yakni mengembalikan barang-barang titipan kepada pemiliknya dan tidak mau menipu, serta menjaga raha­sia seseorang yang tidak pantas dipublikasikan; dan
Amanah manusia terhadap dirinya, yakni berusaha melakukan hal-hal yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi dirinya untuk kepentingan agama dan dunianya, tidak melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya baik untuk kepentingan akhirat maupun dunianya, serta berusaha menjaga dan memelihara kesehatan dirinya.
Di dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa manusia termasuk makhluk yang siap dan mampu mengemban amanah terse­but ketika ditawari oleh Allah, sebaliknya makhluk yang lain justeru enggan menerimanya atau tidak siap dan tidak mampu mengemban amanah tersebut, sebagaimana firmanNya dalam Q.S. al-Ahzab : 72, yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dhalim dan bodoh” ().
Apa itu amanah? Ath-Thabathaba’i, ketika menafsirkan ayat tersebut, ia mengemukakan berma­cam-macam pengertian dari amanah, yaitu: (1) tugas-tugas/beban kewajiban, sehingga bila orang mau mematuhinya, maka akan dimasukkan ke dalam surga, sebaliknya bila melang­garnya akan dimasukkan ke neraka; (2) akal, yang merupakan sendi bagi pelaksanaan tugas-tugas/beban kewajiban dan tempat bergantungnya pahala dan siksa; (3) kalimah “La ilaaha illa Allah; (4) anggota-anggota badan, termasuk di dalamnya alat-alat potensial atau potensi-potensi dasar manusia, yang mampu mengemban dan melaksanakan amanah dari Allah yang harus dijaga dan hanya digunakan dalam batas-batas yang diridlai olehNya; (5) ma’rifah kepada Allah. Pengertian yang keempat itulah, menurut  Ath-Thabathaba’i, yang lebih mendekati kebenaran. Al-Raghib al-Asfahani, pakar bahasa al-Qur’an, mengemu­kakan beberapa pengertian tentang amanah, yaitu: (1) kalimah tauhid; (2) al-’adalah (menegakkan keadilan); (3) akal. Menurut Al-Asfahani, bahwa pengertian yang ketiga itulah yang benar, karena dengan akal bisa tercapai ma’rifah tau­hid, bisa terwujudkan keadilan dan mampu menjangkau berbagai ilmu pengetahuan dan sebagainya, bahkan akal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk yang lain.
Dari beberapa pendapat ahli tafsir tersebut dapat difahami bahwa tugas hidup manusia – yang merupakan amanah dari Allah – itu pada intinya ada dua macam, yaitu : ’Abdul­lah (menyembah atau mengabdi kepada Allah), dan Khalifah Allah, yang keduanya harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
1. Tugas manusia sebagai ’Abdullah (hamba Allah):
Tugas hidup manusia sebagai ’Abdullah merupakan reali­sasi dari mengemban amanah dalam arti: memelihara beban/tugas-tugas kewajiban dari Allah yang harus dipatuhi, kalimah La ilaaha illa Allah atau kalimat tauhid, dan atau ma’rifah kepadaNya. Sedangkan Khalifah Allah merupakan realisasi dari mengemban amanah dalam arti: memelihara, memanfaatkan, atau mengoptimalkan penggunaan segala anggota badan, alat-alat potensial (termasuk indera, akal dan qalbu) atau potensi-potensi dasar manusia, guna menegakkan keadilan, kemakmuran dan kebahagiaan hidup.
Tugas hidup manusia sebagai ’abdullah bisa difahami dari firman Allah dalam Q.S. Adz-Dzariyat ayat 56: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Mengapa manusia bertugas sebagai ‘abdullah? Untuk menjawab masalah ini bisa dikaitkan dengan proses kejadian manusia yang telah dikemukakan terdahulu. Dari uraian terdahu­lu dapat difahami bahwa pada dasarnya manusia terdiri atas dua substansi, yaitu jasad/materi dan roh/immateri. Jasad manusia berasal dari alam materi (saripati yang berasal dari tanah), sehingga eksistensinya mesti tunduk kepada aturan-aturan atau hukum Allah yang berlaku di alam materi (Sunna­tullah). Sedangkan roh-roh manusia, sejak berada di alam arwah, sudah mengambil kesaksian di hadapan Tuhannya, bahwa mereka mengakui Allah sebagai Tuhannya dan bersedia tunduk dan patuh kepadaNya (Q.S. al-A’raf: 172). Karena itulah, kalau manusia mau konsisten terhadap eksistensi dirinya atau naturnya, maka salah satu tugas hidup yang harus dilaksana­kannya adalah ’abdullah (hamba Allah yang senantiasa tunduk dan patuh kepada aturan dan KehendakNya serta hanya mengabdi kepadaNya).
Hanya saja diri manusia juga telah dianugerahi kemam­puan dasar untuk memilih atau mempunyai “kebebasan” (Q.S. al-Syams: 7-10), sehingga walaupun roh Ilahi yang melekat pada tubuh material manusia telah melakukan perjanjian dengan Tuhannya (untuk bersedia tunduk dan taat kepadaNya), tetapi ketundukannya kepada Tuhan tidaklah terjadi secara otomatis dan pasti sebagaimana robot, melainkan karena pilihan dan keputusannya sendiri. Dan manusia itu dalam perkembangannya dari waktu ke waktu suka melupakan perjan­jian tersebut, sehingga pilihannya ada yang mengarah kepada pilihan baiknya (jalan ketaqwaan) dan ada pula yang mengarah kepada pilihan buruknya (jalan kefasikan). Karena itu Allah selalu mengingatkan kepada manusia, melalui para Nabi atau Rasul-rasulNya sampai dengan Nabi Muhammad SAW. sebagai nabi/rasul terakhir, agar manusia senantiasa tetap berada pada naturnya sendiri, yaitu taat, patuh dan tunduk kepada Allah SWT. (’abdullah). Setelah rasulullah SAW. wafat, maka tugas memperingatkan manusia itu diteruskan oleh para shahabat, dan para pengikut Nabi SAW. (dulu sampai sekarang) yang setia terhadap ajaran-ajaran Allah dan rasulNya, termasuk di dalamnya adalah para pendidik muslim.
2. Tugas manusia sebagai Khalifah Allah
Tugas hidup manusia juga sebagai khalifah Allah di muka bumi. Hal ini dapat difahami dari firman Allah dalam Q.S. al-Baqarah: 30:
”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Apa yang dimaksud dengan khalifah? Kata khalifah berasal dari kata “khalf” (menggantikan, mengganti), atau kata “khalaf” (orang yang datang kemudian) sebagai lawan dari kata “salaf” (orang yang terdahulu). Sedangkan arti khilafah adalah menggantikan yang lain, adakalanya karena tidak adanya (tidak hadirnya) orang yang diganti, atau karena kematian orang yang diganti, atau karena kelemahan/tidak berfungsinya yang diganti, misalnya Abu Bakar ditunjuk oleh umat Islam sebagai khalifah penggan­ti Nabi SAW, yakni penerus dari perjuangan beliau dan pemimpin umat yang menggantikan Nabi SAW. setelah beliau wafat, atau Umar bin Khattab sebagai pengganti dari Abu Bakar dan seterusnya; dan adakalanya karena memuliakan (memberi penghargaan) atau mengangkat kedudukan orang yang dijadikan pengganti. Pengertian terakhir inilah yang dimak­sud dengan “Allah mengangkat manusia sebagai khalifah di muka bumi”, sebagaimana firmanNya dalam Q.S. Fathir ayat 39, Q.S. al-An’am ayat 165.
Manusia adalah makhluk yang termulia di antara makh­luk-makhluk yang lain (Q.S. al-Isra’: 70) dan ia dijadikan oleh Allah dalam sebaik-baik bentuk/kejadian, baik fisik maupun psikhisnya (Q.S. al-Tin: 5), serta dilengkapi dengan berbagai alat potensial dan potensi-potensi dasar (fitrah) yang dapat dikembangkan dan diaktualisasikan seoptimal mungkin melalui proses pendidikan. Karena itulah maka sudah selayaknya manusia menyandang tugas sebagai khalifah Allah di muka bumi.
Tugas manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi antara lain menyangkut tugas mewujudkan kemakmuran di muka bumi (Q.S. Hud : 61), serta mewujudkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di muka bumi (Q.S. al-Maidah : 16), dengan cara beriman dan beramal saleh (Q.S. al-Ra’d : 29), bekerja­sama dalam menegakkan kebenaran dan bekerjasama dalam mene­gakkan kesabaran (Q.S. al-’Ashr : 1-3). Karena itu tugas kekhalifahan merupakan tugas suci dan amanah dari Allah sejak manusia pertama hingga manusia pada akhir zaman yang akan datang, dan merupakan perwujudan dari pelaksanaan pengabdian kepadaNya (’abdullah).
Tugas-tugas kekhalifahan tersebut menyangkut: tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri; tugas kekhalifahan dalam keluarga/rumah tangga; tugas kekhalifahan dalam masyarakat; dan tugas kekhalifahan terhadap alam.
Tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri meliputi tugas-tugas: (1)  menuntut ilmu pengetahuan (Q.S.al-Nahl: 43), karena manusia itu adalah makhluk yang dapat dan harus dididik/diajar (Q.S. al-Baqarah: 31) dan yang mampu mendi­dik/mengajar (Q.S. Ali Imran: 187, al-An’am: 51); (2) menjaga dan memelihara diri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan bahaya dan kesengsaraan (Q.S. al-Tahrim: 6) termasuk di dalamnya adalah menjaga dan memelihara kesehatan fisiknya, memakan makanan yang halal dan sebagainya; dan (3) menghiasi diri dengan akhlak yang mulia. Kata akhlaq berasal dari kata khuluq atau khalq. Khuluq merupakan bentuk batin/rohani, dan khalq merupakan bentuk lahir/ jasmani. Keduanya tidak bisa dipisahkan, dan manusia terdiri atas gabungan dari keduanya itu yakni jasmani (lahir) dan rohani (batin). Jasmani tanpa rohani adalah benda mati, dan rohani tanpa jasmani adalah malaikat. Karena itu orang yang tidak menghiasi diri dengan akhlak yang mulia sama halnya dengan jasmani tanpa rohani atau disebut mayit (bangkai), yang tidak saja membusukkan dirinya, bahkan juga membusukkan atau merusak lingkungannya.
Tugas kekhalifahan dalam keluarga/rumah tangga meliputi tugas membentuk rumah tangga bahagia dan sejahtera atau keluarga sakinah dan mawaddah wa rahmah/cinta kasih (Q.S. ar-Rum: 21) dengan jalan menyadari akan hak dan kewajibannya sebagai suami-isteri atau ayah-ibu dalam rumah tangga.
Tugas kekhalifahan dalam masyarakat meliputi tugas-tugas : (1) mewujudkan persatuan dan kesatuan umat (Q.S. al-Hujurat: 10 dan 13, al-Anfal: 46); (2) tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan (Q.S. al-Maidah: 2); (3) menegakkan keadilan dalam masyarakat (Q.S. al-Nisa’: 135); (4) bertanggung jawab terhadap amar ma^ruf nahi munkar (Q.S. Ali Imran: 104 dan 110); dan (5) berlaku baik terhadap golongan masyarakat yang lemah, termasuk di dalamnya adalah para fakir dan miskin serta anak yatim (Q.S. al-Taubah: 60, al-Nisa’: 2), orang yang cacat tubuh (Q.S. ’Abasa: 1-11), orang yang berada di bawah penguasaan orang lain dan lain-lain.
Sedangkan tugas kekhalifahan terhadap alam (natur) meliputi tugas-tugas: (1) mengkulturkan natur (membudaya­kan alam), yakni alam yang tersedia ini agar dibudayakan, sehingga menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi kemaslahatan hidup manusia; (2) menaturkan kultur (mengalam­kan budaya), yakni budaya atau hasil karya manusia harus disesuaikan dengan kondisi alam, jangan sampai merusak alam atau lingkungan hidup, agar tidak menimbulkan malapetaka bagi manusia dan lingkungannya; dan (3) mengIslamkan kultur (mengIslamkan budaya), yakni dalam berbudaya harus tetap komitmen dengan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil-’alamin, sehingga berbudaya berarti mengerahkan segala tenaga, cipta, rasa dan karsa, serta bakat manusia untuk mencari dan mene­mukan kebenaran ajaran Islam atau kebenaran ayat-ayat serta keagungan dan kebesaran Ilahi.
Dari berbagai uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai makhluk Allah harus mampu mengemban amanah dari Allah, yaitu menjalankan tugas-tugas hidupnya di muka bumi. Manusia sebagai makhluk Allah mempunyai dua tugas utama, yaitu: (1)  sebagai ’abdullah, yakni hamba Allah yang harus tunduk dan taat terhadap segala aturan dan KehendakNya serta mengabdi hanya kepadaNya; dan (2) sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang meliputi pelaksanaan tugas kekhalifahan terhadap diri sendiri, dalam keluarga/rumah tangga, dalam masyarakat, dan tugas kekhalifahan terhadap alam

Sabtu, 13 April 2013

Ibn Khaldun The Rises


Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Wr. Wb

Selamat datang pada blog immibnkhladun semoga dengan lahirnya blog ini dapat menegmbangkan khazanah intelektual, memperkuat dasar religiusitas dan menanamkan rasa humanitas pada jiwa Imawan dan Imawati,..dengan semangat Amar ma'ruf nahi mungkar dengan dasar Al Qur'an dan Sunnah, kita wujudkan eksisitensi IMM Ibn Khaldun dlam kebermanfaatan di lingkungan akademika Universitas UIKA Bogor
Admin berharap yang sudah lihat blog ini dpat bergabung dan sharing tulisan dan informasi,.
Alamat webblog di: www.immibnkhladun.blogspot.com

Waalaikumsalam. Wr. Wb